Kali ini, smart news ingin sedikit mengulas cerita budaya leluhur yang sampai saat ini masih eksis dan terjaga kelestariannya ini. Benda ini bernama Keris. Awalnya benda ini merupakan senjata taktis dalam pertempuran namun dalam perkembangannya lebih mencirikan sebagai ageman (pelengkap diri) para leluhur jaman dahulu yang mengeskpresikan diri, baik itu karakter, visi, misi, motivasi, keinginan dan sebagianya. Karena di balik perwujudan sebuah keris terdapat banyak sekali hal yang sebentar lagi akan sedikit dibahas.
Keris Pandawa juga terbagi menjadi beberapa dapur, antara lain, Pandawa Cinarito, Pandawa Lare, Pulanggeni, Kolonadah dan masih banyak lagi.
Keris Pandawa biasanya dilihat dari jumlah luk atau lekukan pada bilahnya yang berjumlah 5, seperti layaknya para kesatria Pandawa yang berjumlah 5 orang pula. Selain itu, banyak cerita yang mengisahkan tentang keris Pandawa ini, semisal keris Pandawa Lare yang memiliki cerita di balik penamaannya ini.
Konon diceritakan, keris Pandawa Lare ini diambil dari cerita pewayangan yang berkisah tentang Pandawa Lare (anak-anak Pandawa). Dahulu kala ketika dalam pengasingan keluarga Pandawa. Ibu kunti menyuruh Arjuna dan Bima untuk mencarikan makan untuk adik-adiknya, yakni Nakula dan Sadewa yang waktu itu masih kecil.
Waktu itu Arjuna datang lebih dahulu dengan membawa dua bungkusan nasi, namun ibu Kunti tidak langsung saja memberikan makanan itu kepada Nakula Sadewa. Ibu Kunti menanyakan asal usul nasi bungkus itu dari mana. Arjuna pun menjawab bahwa nasi bungkus itu ia dapatkan dari seorang Lurah dari desa Sendang Kendayakan. Namun ibu Kunti berkata,
“Kalau nasi itu kamu peroleh dari belas kasihan seseorang maka makanlah sendiri, jangan kau berikan kepada adik-adikmu”.
Baca juga : Membanggakan, Kehidupan Kampung Reog Di Tengah Kemegahan Kota Surabaya
Tak berapa lama, Bima pun datang dengan membawa dua bungkus nasi juga, ia menceritakan bahwa nasi itu didapatnya dari imbalan atas keberhasilannya mengalahkan prabu Dawaka yang sering memangsa manusia. Rakyat di desa itu berterima kasih dan meminta Bima untuk menjadi rajanya namun Bima menolak, Bima hanya meminta beberapa bungkus nasi saja dan mereka pun dengan suka cita memberikan bungkusan nasi itu.
Setelah mendengar cerita itu ibu Kunti berkata,
“Berikan kedua nasi itu untuk adik-adikmu agar dimakannya karena nasi itu kau peroleh dengan kerja kerasmu”.
Keluarga Pandawa tetap menjunjung tinggi harga diri meskipun dalam pengasingan, tidak boleh mengharap belas kasih seseorang tanpa ada kerja keras yang dilakukan. Dalam sisi religi, cerita ini menyampaikan pesan bahwa keimanan dan berserah diri itu wajib selama hidupnya. Dalam kisah keluarga Pandawa tidak pernah sedikitpun menghujat Tuhan, terutama marah atau mencaci ibu yang sudah mengandung dan melahirkannya.
Sepenggal kisah dari Pandawa Lare inilah yang kemudian diberikan sebagi label untuk memberi makna pada keris berluk 5, dengan ricikan gandik lugas, lambe gajah, jalen, kembang kacang, pejetan, tikel alis dan greneng.
Demikian kurang lebihnya, sedikit penjelasan yang kami sampaikan semoga bermanfaat. Mari bersama-sama untuk terus melestarikan budaya leluhur agar tidak terlupakan dan punah. Salam budaya..lestari budayaku.
Tonton Juga
Simak juga : video berita menarik smart news


0 Komentar